JATAM
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Mandat
    • Keorganisasian
    • Etika
  • Publikasi
    • Buku
    • Kertas Posisi
    • Kejahatan Korporasi
  • Kampanye
    • Deadly Coal
    • Save The Karst
    • Save Small Islands
    • Elektoral
  • Blog
  • Ruang Pers
    • Siaran Pers
    • Berita
    • Seruan Aksi
    • Artikel
  • Kontak Kami
No Result
View All Result
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Mandat
    • Keorganisasian
    • Etika
  • Publikasi
    • Buku
    • Kertas Posisi
    • Kejahatan Korporasi
  • Kampanye
    • Deadly Coal
    • Save The Karst
    • Save Small Islands
    • Elektoral
  • Blog
  • Ruang Pers
    • Siaran Pers
    • Berita
    • Seruan Aksi
    • Artikel
  • Kontak Kami
No Result
View All Result
JATAM
No Result
View All Result

Demo Tolak Tambang Kendari Rusuh, JATAM: Ini Akumulasi Kekecewaan

Masyarakat Wawonii bersama elemen lainnya di Kedari telah menolak sejak 2007. Mereka diintimidasi, dilecehkan, bahkan pernah ditembak aparat keamanan

2019/03/19
Masyarakat bersama Mahasiswa di Kendari melakukan aksi, menuntut pencabutan seluruh izin tambang di Pulau Wawonii

Masyarakat bersama Mahasiswa di Kendari melakukan aksi, menuntut pencabutan seluruh izin tambang di Pulau Wawonii

0
SHARES
244
VIEWS
Share on FacebookShare on Whats AppShare on Twitter

Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) menilai aksi demonstrasi mahasiswa Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara yang sempat rusuh, Rabu (6/3/2019), disinyalir akibat akumulasi kekecewaan masyarakat menolak kehadiran tambang di Pulau Wawonii.

“Aksi pada 6 Maret lalu itu, dilakukan warga Pulau Wawonii dan mahasiswa, mendesak dan menuntut Gubernur Sulteng Tenggara untuk mencabut 15 izin tambang di Pulau Wawonii,” ujar Kepala Kampanye Jatam Melky Nahar kepada Tirto, Selasa (12/3/2019).

Sejak 2007, menurut Melky, masyarakat bersama mahasiswa menolak kehadiran tambang di Pulau Wawonii yang diterbitkan oleh bupati saat itu, Lukman Abunawas secara sepihak tanpa proses sosialisasi terlebih dahulu kepada warga.

“Izin-izin itu diterbitkan sepihak oleh Bupati, dan rentan dengan praktik koruptif,” tuturnya.

Lebih dari itu, menurut Melky, penolakan proyek tambang tersebut juga dinilai masyarakat mengancam penghidupan mereka. Masyarakat lokal menggantungkan hidupnya pada pertanian dan perkebunan, perikanan dan kelautan, serta pariwisata.

“Masyarakat Wawonii kemudian terus melawan, meski dalam sejarah perjuangan mereka, kerap diintimidasi, dilecehkan, ditembak aparat keamanan,” ujarnya.

Sejauh ini Jatam, menurut Melky, terus berkoordinasi dengan para organisasi gerakan yang berada di sana sembari memperkuatnya dengan kajian-kajian.

“Jatam lebih pada penguatan kajiannya sih. Terutama terkait tambang di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Belum turun langsung ke Kendari untuk aksi bersama,” pungkasnya.

Sumber: Tirto

ShareSendTweet
Previous Post

Penguasaan Lahan di Sektor Tambang

Next Post

JATAM: UU Pertambangan Belum Memfasilitasi Hak Menolak Tambang

Related Posts

Penggalian tambang batubara yang masih beroperasi di kawasan konservasi Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Jumat (23/11/2018). Kawasan konservasi alam ini seharusnya dilindungi dan terbebas aktivitas pertambangan yang berakibat kerusakan hutan dan lingkungan serta sumber daya alam seperti air bersih.

Jika IMB dan Amdal Dihapus, LSM: Lebih Baik KLHK Ditutup

28 November 2019
Pegiat lingkungan menyebut terdapat nyaris 1.800 lubang tambang di Kaltim. Sementara jumlah versi pemerintah hanya mencapai sekitar 500 lubang. Foto: AFP/ROMEO GACAD

Ibu kota baru: Ribuan lubang tambang terbengkalai di Kaltim

28 November 2019

Keteguhan dari Bawah Pohon Mete Wawonii

28 Oktober 2019

Lima Tahun Pertama Jokowi, Lingkungan Hidup Bukan Prioritas

28 Oktober 2019

Gerakan Bersihkan Indonesia: Sepertiga Menteri Terlibat Bisnis Batu Bara

28 Oktober 2019

Ancaman Oligarki Bisnis Batu Bara di Kabinet Jilid II

20 Oktober 2019
Next Post

JATAM: UU Pertambangan Belum Memfasilitasi Hak Menolak Tambang

Ketiga korban tewas dievakuasi dari lubang bekas galian C. (foto:Abdul Alim)

143 Anak Mati Sia-Sia di Lubang Tambang

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © Jaringan Advokasi Tambang

No Result
View All Result
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Mandat
    • Keorganisasian
    • Etika
  • Publikasi
    • Buku
    • Kertas Posisi
    • Kejahatan Korporasi
  • Kampanye
    • Deadly Coal
    • Save The Karst
    • Save Small Islands
    • Elektoral
  • Blog
  • Ruang Pers
    • Siaran Pers
    • Berita
    • Seruan Aksi
    • Artikel
  • Kontak Kami

© 2019 Jaringan Advokasi Tambang