[Paponggu, 15 November 2015] – Dalam upaya mempererat dan mendekatkan kembali relasi manusia dengan pencipta dan alam, orang-orang Sumba (baca: Humba), Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar festival pada Jumat hingga Minggu (13-15/11/2015). Festival Wai Humba adalah momentum setiap tahun untuk merefleksi diri guna mempertanyakan kembali akan peran dan kontribusi mereka terhadap kedaulatan tanah leluhur.

Festival yang berlangsung di Kampung Paponggu, Desa Praikaroku Jangga, Kec. Umbu Ratu Nggay Sumba Tengah ini, dihadiri ratusan orang, yang merupakan utusan dari beberapa wilayah empat gunung dari hulu sampai hilir yang tersebar di Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya. Empat gunung tersebut yakni Wanggameti, Tanadaru, Yawilla dan yang terbaru adalah dari Gunung Porunombu.

Dalam festival ini selain menampilkan berbagai pentas keseniaan dan permainan tradisional lokal juga diselenggarakan diskusi agenda petani dari kawasan 4 gunung dan menghasilkan berbagai rekomendasi. Selain itu juga ada diskusi komunitas Wai Humba dan Komunitas Marapu Se-Sumba.

Pada hari ketiga (terakhir) Festival ini, masyarakat mendeklarasikan diri untuk menghormati setiap warisan leluhur, dan teguh menjaga kedaulatan setiap jengkal tanah dari ancaman pencaplokan para korporasi tambang. Masyarakat juga bersepakat untuk mendukung perjuangan rakyat lainnya di berbagai pulau di Nusa Tenggara Timur dan dimasukkan dalam naskah deklarasi Festival Wai Humba IV. Berikut ini adalah isi lengkap deklarasi masyarakat tersebut.

Deklarasi Aliansi Komunitas Marapu Sesumba dan NTT sebagai Nusa Tanpa Tambang.

Demi kemuliaan sang pencipta dan demi martabat manusia dan nusa warisan leluhur, maka pada hari ini kami berikrar untuk:

  1. BERSATU DALAM ALIANSI KOMUNITAS MERAPU SESUMBA
  2. BERSATU DALAM FORUM PETANI PEDULI MARTABAT TANAH LELUHUR
  3. TEGUH MENYELAMATKAN SETIAP JENGKAL TANAH KAMI DARI PENCEMARAN, PENGRUSAKAN, DAN PENCAPLOKAN.
  4. MENGHORMATI DAN MENUMBUHKEMBANGKAN NILAI-NILAI ADHILUHUNG WARISAN LELUHUR UNTUK MELAWAN INDUSTRI-INDUSTRI EKSTRAKTIF YANG MENGANCAM KEDAULATAN TANAH KAMI.
  5. MEMPERTAHANKAN NTT SEBAGAI NUSA TANPA TAMBANG.

Ikrar mulia dan sacral ini kami buat sebagai wujud cinta dan bakti kami kepada sang pencipta, manusia, alam semesta bersama semua isi dan penghuni jagad yang diam didalamnya.