1999 sampai 2019. Rakyat di pulau manapun hidup dalam ketakutan pada kekerasan. Aparat negara, sipil maupun bersenjata, bukan pelindung warga-negara, justru sumber ketakutan utama. Takut diusir dari rumah sendiri, takut dikriminalisasi kalau menolak atau menghentikan perampasan sumber-sumber penjamin kehidupan. Bukankah itu ciri utama kolonialisme?

Kali ini, akal sehat 250 juta orang hendak dilecehkan dengan kata-kunci pembangunan nasional. Dalam pengalaman rakyat sehari-hari, pembangunan nasional adalah sebuah rezim biopolitik untuk memobilisasi atau mengorbankan warga negara bagi kepentingan modal.

Buat apa mustinya kepala kantor atau wakil rakyat dipilih?

SIAPKAN PERUBAHAN, TUNDA MEMILIH!